Hati – Hati, PATAH HATI Bisa Menyebabkan Kematian



Hati – Hati, Patah Hati Bisa Menyebabkan Kematian
            Patah hati adalah suatu metafora umum yang digunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.
Patah hati biasanya dikaitkan dengan kehilangan seorang anggota keluarga atau pasangan hidup, meski kehilangan orang tua, anak, hewan peliharaan, orang yang dicintai atau teman dekat juga bisa membuat patah hati seseorang, dan sering dialami ketika sedih dan merasa kehilangan. Patah hati ini mengarah pada sakit fisik yang dirasakan seseorang di dada sebagai dampak kehilangan tersebut, tetapi ada pula perpanjangannya yang meliputi trauma emosional ketika perasaan tersebut tidak dialami sebagai wujud sakit somatik. Meskipun patah hati biasanya tidak memberi kerusakan fisik apapun pada jantung, ada sebuah kondisi bernama sindrom patah hati atau  Takotsubo cardiomyopathy, yaitu ketika sebuah insiden traumatik mendorong otak untuk menyalurkan zat-zat kimia ke jaringan jantung yang melemah.
Takotsubo cardiomyopathy atau sering disebut juga sindrom patah hati adalah keadaan di mana beberapa otot pada jantung mulai melemah yang salah satunya efeknya dapat mengakibatkan gagal jantung. Hal yang memicu sindrom ini biasanya disebabkan oleh kematian seseorang atau perpisahan yang membuat seseorang mengalami stress tingkat tinggi.
Tingkat stress yang cukup tinggi membuat kerja jantung semakin tidak stabil dan dapat berujung pada kematian. Sindrom patah hati diawali dengan pembekakan pada jantung sehingga membentuk seperti perangkap gurita. Ini kenapa dinamakan Takotsubo cardiomyopathy yang pertama kali sindrom ini ditemukan di Jepang.
Dalam bahasa Jepang, takot-subo adalah nama perangkap yang digunakan para nelayan untuk menangkap gurita atau cumi – cumi. Diberi nama demikian karena bentuk jantung para penderita menggelembung menyerupai perangkap gurita atau cumi – cumi.
Pada saat terjadi sindrom patah hati, sirkulasi beberapa hormon seperti adrenaline dan norepinephrine cukup tinggi pada tubuh. Setelah kita mengalami kesedihan yang cukup parah, tubuh kita mengeluarkan hormone - hormon yang dapat melemahkan dan memperburuk sitem kerja jantung kita.
Patah hati memang menyakitkan. Saat mengalami patah hati, perasaan seseorang akan benar – benar terluka dan sedih. Kehilangan kesempatan untuk bersama orang yang dicintai tentu membuat seseorang menjadi kecewa.
Selain membuat perasaan seseorang terluka, patah hati ternyata juga dapat membuat resiko kematian seseorang menjadi lebih tinggi.  Peneliti memaparkan bahwa orang yang mengalami patah hati beresiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner dan penyakit stroke pada bulan pertama patah hati mereka. Resiko ini terus menurun setelah melewati sebulan pertama. Fakta ini ditemukan setelah meneliti 30.000 yang kehilangan orang yang mereka cintai orang di Inggris.
Begitu banyak penyebab yang kompleks dari sindrom patah hati ini. Patah hati yang dimaksud tidak hanya patah hati karena putus cinta, namun juga karena ditinggalkan orang terkasih akibat kematian. Produksi kortisol, sebuah reaksi kimia yang diberikan kelenjar adrenal sebagai bagian dari respons terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya terhadap diri manusia, dipercaya sebagai salah satu sumber terbesar dari masalah dari sindrom patah hati ini.
Sindrom patah hati ternyata merupakan kejadian serius yang menyangkut kesehatan seseorang. Patah hati juga dapat merusak gaya hidup seseorang. Seseorang yang patah hati akan lupa mengurus kesehatannya sendiri, seperti melupakan jadwal meminum obat atau bahkan lupa untuk makan.
Menurut penelitian lainnya, patah hati juga dapat menyebabkan perubahan - perubahan yang dipengaruhi faktor psikologis dalam tubuh seperti tekanan darah, kadar hormon stres, dan detak jantung. 
Tak hanya itu, ada beberapa penyakit berat yang bisa menyerang ketika seseorang tak bisa mengendalikan perasaan sakit akibat patah hati. Berikut ini beberapa daftar penyakit yang bisa ditimbulkan oleh patah hati.
Rambut Rontok
Dalam hitungan minggu setelah seseorang kehilangan orang yang dicintai, dia bisa mengalami rambut rontok parah. Pertumbuhan rambut adalah hal yang terjadi secara alami. Saat seseorang stres, rambut adalah alarm pertama yang menunjukkan sinyal ada yang tak beres dengan kondisi psikis atau fisik seseorang.
Insomnia
            Patah hati dengan cepat akan mengacaukan pikiran seseorang, sehingga menimbulkan stress yang memicu hormon kortisol. Hormon kortisol yang tinggi akan menyebabkan seseorang sulit memejamkan mata walupun keadan tubuh sangat lelah.

Kekebalan Tubuh yang Memburuk
            Pada saat patah hati, seseorang akan bergulat dengan pikiran yang negatif disertai emosi yang tinggi, ini akan menyebabkan sistem imun menurun drastis. Dengan menurunnya sistem imun, seseorang dengan mudah terserang penyakit, yang mungkin akan berdampak buruk bagi kesehatan orang tersebut.
Demam dan Flu
            Sistem imun tubuh yang melemah, menyebabkan tubuh menjadi mudah terserang flu dan demam. Lagi-lagi ini karena disebabkan kortisol yang menganggu tubuh ketika seseorang stres. Melihat kepada hasil penelitian dari Universitas Birmingham, saat tubuh diserang stres yang berlebihan maka hal tersebut akan menyebabkan tubuh terinfeksi virus sebanyak 20%. Dan tidak heran apabila seseorang terus terjaring flu, akan menyebabkan orang tersebut jatuh sakit setelahnya.
Asma
Tekanan saat seseorang kebanyakan pikiran, bisa memicu terjadinya asma. Sebuah survey di Swedia menunjukkan bahwa anak-anak yang kehilangan orang tua atau saudaranya sebelum usia 18 tahun, cenderung terserang penyakit asma.
Tekanan Darah Tinggi
Patah hati itu sendiri bisa menyebabkan seseorang mengalami tekanan darah tinggi. Apalagi kalau orang tersebut kebanyakan pikiran. Hormon stres yang meningkat tajam bisa membuat orang menjadi cemas, dan tekanan darah akan meningkat.


Kanker
Jangan sampai kita stres berkepanjangan karena hal tersebut bisa memicu makin banyaknya hormon kortisol. Hormon stres bisa melemahkan imunitas tubuh dan meningkatkan resiko terjadinya kanker dalam tubuh. Dimulai dengan penurunan berat badan dan mudahnya seseorang menjadi sakit - sakitan.
Penyakit Jantung dan Stroke
Melihat hasil penelitian Universitas Harvard pada tahun 2012, risiko serangan jantung dalam 24 jam setelah ditinggal orang terkasih akan terjadi 21 kali lebih sering. Di dalam minggu pertama setelah kehilangan orang terkasih, stres akan melanda hingga meningkatkan tekanan darah. Jam tidur dan pola makan, yang seharusnya bisa menjadi salah satu obat untuk mengatasi stres, malah ternggangu sehingga akan semakin menambah risiko terjadinya penyakit jantung hingga stroke.
Diabetes
Kalau seseorang  memutuskan untuk mengatasi patah hati dengan makanan manis, hati-hati dengan penyakit yang satu ini. Lonjakan gula darah terjadi karena seseorang konsumsi makanan manis sekaligus dan semakin tidak stabil karena orang tersebut stres.
Sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan diri meski perasaan kita sedang terluka. Tetaplah jaga pola makan dan gaya hidup sehat kita saat hati kita dirundung duka agar kesehatan kita tidak terkena dampak negatifnya. Carilah kebahagiaan kita yang lain, yang pasti bisa kita temukan di dunia ini.


Anda juga bisa mendownload file Power Point-nya DISINI!!!
 



Sumber:
Previous
Next Post »

Pages