Merasa Geli
Saat Digelitik
Salah satu cara mudah untuk membuat anak kecil tertawa
adalah dengan menggelitiknya. Dengan menggelitik salah satu bagian tubuhnya,
anak tersebut akan merasa geli dan tertawa. Namun, tidak semua orang akan
merasa geli saat digelitik dan tidak semua tempat bersifat sensitif terhadap
geli.
Disamping
itu, respon yang diberikan setiap orang saat digelitik pun berbeda-beda,
sebagian orang mungkin akan tertawa, terkejut atau bahkan marah (merasa
terganggu).Geli
adalah reaksi fisiologis yang definisinya ‘tidak dapat dikendalikan otak’. Jadi
kita sama sekali tidak bisa mengatur ‘perasaan’ geli ini. Entah itu
intensitasnya, dimulai dan diakhirinya. Nah, geli ini termasuk Sistem somatosensori dalam tubuh kita.
Sistem somatosensori adalah suatu sistem
indra yang mendeteksi pengalaman yang disebut sentuhan atau tekanan, suhu
(hangat atau dingin), sakit (termasuk gatal dan geli), termasuk juga
propriosepsi (sensasi pergerakan otot) serta posisi persendian seperti postur,
pergerakan, visera dan ekspresi wajah.
Sensasi geli merupakan suatu respon terhadap sentuhan
pada salah satu bagian tubuh yang dapat menimbulkan gerakan refleks (tidak
disadari) untuk menghindar atau menimbulkan tawa. Pada tahun 1897, psikolog
G.Stanley Hall dan Arthur Alin membedakan geli menjadi 2 jenis.
Tipe geli yang pertama disebabkan oleh rangsangan
sentuhan halus yang bergerak di atas kulit, dan dikenal sebagai knismesis. Tipe
geli tersebut tidak terkadang akan disertai oleh sensasi gatal dan tidak akan
menimbulkan respon tawa. Contohnya adalah rasa geli yang dirasakan oleh kulit
saat terdapat semut (binatang kecil lainnya) yang berjalan diatas kulit. Rasa
geli tersebut akan menimbulkan respon tubuh untuk menyingkirkan sumber geli
tersebut.
Tipe geli yang kedua merupakan tipe geli yang memicu
timbulnya tawa. Sensasi geli ini ditimbulkan oleh sentuhan yang lebih berat
secara berulang terhadap area tubuh tertentu, dan dikenal sebagai gargalesis.
Sensasi geli tersebut dapat menimbulkan rasa yang menyenangkan, namun terkadang
akan menimbulkan sensasi yang tidak menyenangkan.
Menurut Stearns (1972), sensasi geli terjadi akibat
adanya rangsangan pada reseptor sentuhan dan reseptor nyeri di kulit. Namun
meskipun diperantarai oleh sentuhan, bukan berarti bahwa area yang paling
sensitif terhadap sentuhan merupakan area yang paling sensitif terhadap geli.
Sebagai contoh : telapak tangan merupakan area yang
sangat sensitif terhadap sentuhan, namun pada umumnya orang akan lebih
merasakan geli pada telapak kaki dibandingkan telapak tangan.
Hingga saat ini masih belum dapat diketahui alasan
mengapa area tubuh tertentu lebih sensitif terhadap geli dibandingkan area
tubuh lainnya. Pada tahun 1924, JC Gregory menyatakan bahwa area tubuh yang
paling sensitif terhadap geli merupakan area tubuh yang paling rentan terhadap
serangan. Menurutnya, rasa geli tersebut akan memberikan keuntungan bagi setiap
individu untuk lebih melindungi daerah tersebut.
Respon yang diberikan terhadap rangsangan geli
bersifat sangat subjektif, tergantung dari pengalaman setiap orang sehigga
masing-masing orang memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda-beda terhadap
rangsangan tersebut. Rasa geli yang dirasakan seseorang juga sangat dipengaruhi
oleh persepsi dalam otak terhadap rangsangan sentuhan yang diduga akan
menimbulkan rasa geli.
Sebagai contoh: seseorang yang pernah mengalami rasa
geli yang hebat akibat di gelitik di area pinggangnya akan segera memberikan
respon geli dan tertawa ketika akan digelitik di tempat yang sama, bahkan
sebelum pinggangnya mulai digelitik. Respon tersebut muncul akibat adanya
persepsi yang berlebihan dari otak terhadap rangsangan yang akan diberikan.
Seseorang yang tertawa saat digelitik juga dipengaruhi
oleh faktor sosial. Seseorang akan tertawa jika yang menggelitik adalah orang
yang dikenal. Namun, jika yang melakukannya adalah orang lain dan dilakukan
dengan tiba-tiba, maka respon yang timbul bukanlah tertawa namun bisa menjadi
respon menarik diri, tidak suka bahkan marah
Contoh daerah yang terasa geli saat digelitik antara
lain :
a. Telapak kaki
dan ketiak
Telapak kaki
dan ketiak merupakan dua area tubuh yang paling sensitif bagi kebanyakan orang.
Hal ini karena pada telapak kaki memiliki konsentrasi Meissner’s corpuscles yang
lebih tinggi. Ujung dari saraf ini akan membuat telapak kaki memiliki kadar
geli yang lebih tinggi daripada bagian tubuh lainnya.Biasanya
tempat yang paling geli adalah tempat yang sangat rentan terhadap serangan,
setidaknya di sekitar bagian atas tubuh. Pada bagian ketiak mengandung pembuluh
darah dan arteri, serta memungkinkan akses leluasa ke jantung karena tulang
rusuk sangkar tidak lagi memberikan perlindungan kepada rongga dada di sekitar
ketiak.
. Ketiak yang peka sebenarnya adalah untuk menghindari “luka” akibat sentuhan
yang berlebihan di brachial plexus, yang menyebabkan kelumpuhan lengan. Cederapleksus
brakialisadalah cederapleksus brakialis-jaringansarafyang mengirimkan
sinyaldaritulang belakangkebahu, lengan dan
tangan. Cederapleksus brakialisterjadi
ketikasaraftersebutdiregangkan atau, dalam kasus yang
palingserius, robek. Hal ini terjadisebagaiakibat daribahu yangsedangditekanpaksasementarakepalamendorongdan
jauh daribahu.
Cederapleksus
brakialisyang umumdalam olahraga kontak, seperti
kecelakaan motor atau jatuh. Bayikadang-kadangmengalami
cederapleksus brakialisselama kelahiran. Kondisi lain,
seperti peradangan atau
tumor, dapat mempengaruhipleksus brakialis. Luka
ringandapat diobati, tetapi cederapleksus
brakialisparahmemerlukan perbaikanbedah.
b.
Leher
Karena tidak ada perlindungan dari tulang, maka secara
otomatis seseorang akan bereaksi ketika daerah tersebut disentuh oleh orang
lain. Sebagai tambahan, saraf reseptor yang dekat dengan permukaan kulit akan
membuat sensitifitasnya makin tinggi.
Selain itu, leher juga mengandung bagian-bagian
penting. Seperti karotid yang akan memasok darah ke otak serta batang leher
yang membawa udara ke paru-paru jugaterletak dibagian depan leher.
Yang Terjadi Ketika ‘Merasa’
Geli
Menggelitik dengan gerakan-gerakan lembut ujung jari
tangan, akan membangkitkan sensor-sensor peraba yang lembut dan tipis, tepat di
bawah kulit. Oleh sebab itu, kita gampang terasa geli di bagian kulit yang
tipis, seperti telapak kaki.
Efeknya biasanya tertawa. Tapi percaya atau tidak,
yang sesungguhnya terjadi adalah peningkatan denyut nadi dan tekanan darah.
Kita menjadi waspada atau cemas. Cemas inilah penyebab rasa geli itu. Otak akan
menanggapi rangsangan tersebut lebih kurang sebagai ‘ancaman’ atau ‘gangguan’.
Karena beberapa bagian tubuh yang memiliki lebih
banyak syaraf perasa daripada bagian tubuh lainnya. Oleh sebab itu hanya bagian
tertentu saja yang dapat merasakan geli.
Rasa Geli sebenarnya juga pertanda bahwa bagian
tubuh tersebut lebih peka dari yang lainnya. Lebih peka berarti juga bagian
tubuh itu “terlindungi” dari “bahaya” yang mungkin mengancam.
Tidak Bisa Merasakan Geli Saat Menggelitik Diri
Sendiri
Dalam suatu penelitian tentang otak di University College London menunjukkan bahwa otak kecil (serebelum) merupakan bagian dari otak yang mampu mencegah timbulnya sensasi geli jika kita menggelitik diri kita sendiri. Otak kecil berperan untuk mengendalikan gerakan tubuh. Otak kecil ini mampu membedakan rangsangan yang terduga dan tidak terduga.
Saat mendapatkan rangsangan sentuhan yang terduga
(misal ketika kita mencoba menggelitik tubuh sendiri), kita mampu mengetahui
bagian tubuh mana yang akan disentuh (digelitik) dan otak kecil akan menekan
rangsangan tersebut sehingga otak tidak memberikan reaksi terhadap rangsangan
tersebut (tidak terasa geli).
Namun, saat tubuh digelitik oleh orang lain, tubuh
tidak dapat memperkirakan bagian tubuh mana yang akan diserang sehingga otak
kecil belum mempersiapkan diri untuk menekan rangsangan tersebut. Akibatnya
otak akan memberikan respon terhadap rangsangan tersebut. Adanya unsur
“kejutan” memegang peranan penting dalam menimbulkan sensasi geli ini.
Perbedaan reaksi terhadap rangsangan yang terduga dan rangsangan yang tidak
terduga terbentuk sebagai respon yang dikembangkan oleh tubuh untuk melindungi
diri.
Sumber :
EmoticonEmoticon