Senam Paru – Paru,kok menular?



Senam Paru – Paru,kok menular?

            Senam kesegaran paru – paru atau lebih dikenal dengan menguap yang dalam istilah medis mempunyai nama dengan sebutan ‘ brainstem-mediated bodily response’, memang tidak asing lagi bagi kita karena hampir setiap orang pernah mengalaminya pada saat-saat tertentu. Menguap dianggap sebagai suatu hal yang biasa/umum bahkan manusiawi.
Menguap berasal dari kata ‘ KUAP ‘ yang artinya sebuah gerakan reflex menarik dan menghembuskan napas yang sering terjadi saat seseorang merasa letih atau mengantuk. Jadi, menguap adalah hasil dari peningkatan tingkat karbondioksida (CO2) di dalam paru-paru, yang sering terjadi sebagai akibat dari tingkat pernapasan yang lebih rendah ketika tubuh rileks.
            Menguap yang dialami seseorang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
*     Lelah
*     Bosan terhadap sesuatu
*     Adanya masalah dengan tubuh
Menguap yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk juga bisa terjadi. Dalam istilah medis disebut dengan reaksi vasovagal, yaitu reaksi saraf vagus pada pembuluh darah yang mungkin terjadi karena masalah jantung.
Kondisi seperti multiple sclerosis (melibatkan disfungsi thermoregulatory), migrain dan kejang, epilepsi juga diperkirakan menjadi penyebab menguap yang berlebihan. Disebut menguap berlebihan jika dalam 1 menit seseorang menguap 1-4 kali.
Memang menguap adalah hal yang wajar dan bersifat alami. Namun perlu diwaspadai jika menguap berlebihan mulai menyerang. Bisa jadi hal tersebut adalah sinyal dari tubuh bahwa ada yang kurang ‘beres’ dengan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin dapat membuat seseorang menjadi menguap berlebihan,yaitu:
a)    Menderita penyakit saraf, seperti Multiple Sclerosis dan Amyotropic Lateral Sclerosis.
b)    Mengalami tekanan darah rendah. Orang yang memiliki tekanan darah rendah biasanya sering menguap, cepat pusing dan lelah.
c)    Efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu.
d)    Diseksi aorta. Diseksi aorta merupakan robeknya dinding aorta, yaitu arteri utama yang membawa darah dari jantung. Kondisi ini bisa diwariskan atau bisa karena penyakit seperti tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, yang menyebabkan tegangnya dinding arteri. Kondisi ini juga bisa menyebabkan napas pendek dan lelah yang dapat berkonstribusi pada menguap berlebihan.
*     Mengantuk atau kurang tidur
Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk memulihkan diri, dan sebagai dampaknya akan mengalami kelelahan, sehingga seseorang yang kurang tidur akan menguap lebih sering dari biasanya. Menguap berlebihan yang terjadi akibat gangguan tidur dapat diatasi dengan beristirahat yang cukup.
*     Terlalu banyak pekerjaan ataupun stress
*     Faktor keadaan dimana menyebabkan tingkat kewaspadaan berubah
*     Kandungan oksigen (O2) dalam paru-paru/aliran darah sudah berkurang (kelebihan karbondioksida/CO2)
Di dalam paru – paru terdapat gelembung – gelembung yang disebut alveoli atau kantung udara. Alveoli berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke dalam darah dan menyedot karbondioksida untuk dikeluarkan. Jika alveoli di dalam paru – paru tidak mendapatkan udara segar (O2) dalam jumlah yang cukup (kekurangan oksigen atau kelebihan karbondioksida),maka gelembung – gelembung itu akan mengempis dan paru – paru mengeras karena kekurangan gas O2. Akibatnya, paru – paru akan ‘kejang’ sedikit. Untuk mengatasi hal itu maka otak akan memerintahkan tubuh yaitu mulut untuk melakukan sesuatu yaitu menguap, agar menarik udara masuk ke paru – paru.
Jadi, singkatnya ketika tubuh lelah atau pada saat otak memerlukan oksigen untuk tetap bekerja,maka aktivitas menguap diperlukan untuk mengikat lebih banyak oksigen (O2) + mengatur temperature otak.
*     Otak terlalu panas
Seperti halnya benda elektronik yang dipakai terus menerus dengan kapasitas besar, otak juga bisa menjadi panas. Misalnya, saat kita menggunakan otak kita terus menerus maka lama kelamaan kita akan merasa lelah dan akhirnya otak memanas sehingga muncullah aktivitas menguap. Menguap merupakan reaksi tubuh yang baik bagi kesehatan karena menguap dapat memberi rasa sejuk pada otak lewat pertukaran udara panas di otak dengan udara dingin yang dihirup selama proses menguap.
Jika seseorang menguap, maka tahap-tahapan yang terjadi adalah:
  1. Pertama, dimulai dengan mulut terbuka
  2. Lalu rahang bergerak ke bawah
  3. Memaksimumkan udara yang mungkin dapat diambil ke dalam paru-paru
  4. Menghirup udara
  5. Otot-otot perut berkontraksi
  6. Diafragma didorong ke bawah paru-paru
  7. Terakhir beberapa udara ditiupkan kembali.
MENGUAP, menular? Let’s find out…….!
Jika kita melihat orang didekat kita menguap,kita juga akan ikut menguap. Why? Mengapa itu dapat terjadi? Sebelum mengetahui alasannya mengapa menguap menular, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa menguap yang menular adalah bentuk empati sosial yang membantu orang untuk berinteraksi satu sama lain. Ini terbukti oleh fakta bahwa anak-anak menunjukkan tindakan menguap yang menular pada usia 4-5 tahun. Hal ini terjadi bersamaan dengan pengembangan kemampuan untuk menginterpretasi emosi orang lain. Reaksi orang untuk menguap sangat menunjukkan hubungan antara kelompok orang yang berbeda. . Menguap mudah sekali menular – 55% orang-orang yang melihat seseorang menguap akan turut menguap dalam waktu lima menit berikutnya. Dalam beberapa budaya, menguap merupakan suatu sikap antisosial sehingga saat menguap orang-orang dari kebudayaan tersebut akan menutup mulut mereka. Menguap yang paling menular adalah antara anggota keluarga. Jadi, butuh waktu yang lebih lama untuk menularkan tindakan menguap pada orang asing, dibandingkan dengan orang-orang yang kita kenal baik.
Penyebab/alasan lainnya mengapa menguap menular yaitu karena aktifnya system saraf cermin (mirror neurons system),yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak. Ketika menerima stimulus (rangsangan) dari seseorang, maka orang tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat orang lain menguap.Sistem saraf cermin ini bertindak sebagai penggerak untuk meniru dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran manusia. Karenanya menguap sering dianggap sebagai cabang dari impuls (gerakan) tiruan yang sama.Jika pusat dari sistem neuron cermin tidak aktif saat melihat seseorang menguap, maka hal ini tidak akan memiliki hubungan dengan keinginan merespons untuk menguap.Semakin kuat seseorang ingin menguap, maka semakin kuat aktivasi dari bagian otak periamygdalar kiri (Daerah periamygdalar adalah zona yang terletak di samping amigdala dan struktur bentuknya seperti kacang almond yang terletak jauh di dalam otak). Ini merupakan tanda neurofisiologis pertama yang mengungkapkan bahwa menguap bisa menular.
Aktivasi beberapa bahan kimia yang ditemukan di otak, misalnya, serotonin, dopamin, glutamin, asam glutamat dan oksida nitrat, dapat pula meningkatkan frekuensi menguap. Sedangkan beberapa bahan kimia lain seperti endorfin justru bisa mengurangi frekuensi menguap.
Itulah sebabnya mengapa saat kita melihat orang lain menguap, kita jadi ikut menguap.

Akan tetapi, menguap bukanlah suatu masalah atau aktivitas buruk bagi kita (pertanda ngantuk, bosan, atau kekurangan oksigen),karena menguap itu memberi beberapa manfaat bagi orang yang menguap terhadap kesehatan tubuh orang itu. Misalnya, dengan menguap akan memperoleh fungsi yaitu untuk meningkatkan asupan oksigen (O2) ke dalam otak melalui paru-paru. Fungsi menguap juga sama dengan peregangan otot sebelum olahraga yaitu memperlancar aliran darah dan detak jantung. Suatu penelitian menyatakan bahwa sebelum melakukan hal yang besar, seseorang cenderung menguap. Contohnya seorang atlet yang menguap sebelum bertanding, pilot juga suka menguap sebelum terbang, dan bahkan pelajar yang menguap sebelum mengerjakan soal ujian. Selain itu,  menguap juga dapat menstabilkan tekanan di kedua sisi gendang telinga atau mirip dengan peregangan otot. Tidak hanya itu saja manfaat dari menguap,keuntungan lain dari menguap yaitu dapat membuat awet muda karena adanya peregangan otot muka.

           

Sumber :
Previous
Next Post »

Pages